Liburan Solo, Memulai Semester 6

Catatan lama ku buka kembali dan tertuju pada waktu itu

Selasa, 12 Januari 2016
Yes! Liburan semester 5 dimulai! Hari-hari dimana aku sangat senang menyambut kedatangannya. Entah mengapa liburan semester ini aku merasa kebahagiaan yang berbeda dibandingkan dengan liburan semester-semester sebelumnya. Dulu, ketika libur semester, aku memiliki hasrat untuk langsung balik ke kampung halaman, namun kini justru aku ingin tetap tinggal di Jogja, jalan-jalan, dan membaca novel.
Aku hanya menerka, kemungkinan akan munculnya kebahagiaan yang berbeda ini. Mungkin aku terlalu jenuh dengan banyaknya kesibukan yang aku jalani sekama semester 5 lalu, maklum kini aku diberikan amanah sebagai Ketua Divisi Bahasa dan Budaya Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta alias KOMAHI UMY! Yeeee!
Di samping kesibukan menjadi Kadiv (baca: Ketua Divisi), tentu aku juga disibukan dengan berbagai macam jenis tugas kuliah, yang mulai dari papar, presentasi, resume buku, membuat video dan macam-macam tugas yang diberikan dosen. Namun tetap saja aku nikmati, karena statusku yang memang mahasiswa, jadi ya begini kehidupan mahasiswa, yang tidak semua orang bisa ambil kesempatan ini.
Di sinilah rasa kegembiraanku muncul. Bagaimana tidak? Liburan, entah liburan apapun itu aku suka, karena di waktu seperti inilah aku bisa bersantai ria alias hura-hura-hura.
Sudah ada rencana memang dengan teman-temanku, bila waktu liburan tiba kita harus pariwisata atau bahasa kerennya sih travelling. Hmmmm.... usut punya usut aku memang telah berencana mengagendakan trevelling ini dengan Doo ngapak! Sebut saja diri mereka Khatin dan Tia, eh ditambah aku seorang lagi jadi Trio Ngapak. Kita juga tidak menutup kemungkinan untuk membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi siapa saja yang mau ikut jalan-jalan dengan kami bisa gabung.
Oke
Singkatnya aku berhasil membujuk Amrullah biasa dipanggil Eru kalau kau yang panggil dia.
Awalnya kami merencanakan hari Senin untuk berangkat ke Solo, namun karena hari Senin aku sudah berniat untuk membayar kuliah, akhirnya kami undur jadi hari Selasa.
Selamat pagi hari Selasa, Petualang dimulai!
Setelah aku dan Eru menyelesaikan pembayaran akhirnya kami langsung bergegas ke Stasiun Lempuyangan dengan aku sebagai pemandu jalan dan di depan dengan menggunakan motor. Dengan ingatanku dari UMY ke Stasiun Lempuyangan yang lupa-lupa ligat, akhirnya kami sampai juga di stasiun itu dengan jalan yang paling singkat tentunya. Tapi, tunggu dulu, kita bingung mau parkir dimana. Akhirnya kami putuskan untuk parkir di depan stasiun saja, Hamm, rupanya aku agak menyesali, setelah melihat ternyata ada tempat parkir di samping stasiun yang lebih layak dengan beratapkan asbes yang lebih teduh!
Oke! Kami menuju loket untuk beli tiket kereta api Prameks (Prambanan Ekspress) itu bukan obat lho gas, tapi transportasi darat yang memiliki jalur khusus dan panjang yang mampu mengantarkan kita sampai ke tempat tujuan dan alat transportasi yang paling menyenangkan di seluruh jagat raya.
Tanpa ragu dan tanpa bimbang akhirnya kami langsung ke loket dengan memesan empat tiket menuju Solo. Yeee!
Just for your information kami tiba di stasiun sekitar pukul 10.10, oke telat 10 menit gas, karena di jadwal tiket seharusnya kami pesan tiket 3 jam sebelum keberangkatan dan seharusnya batas akhir pemesanan adalah jam 10.07. Tak apa, Goh kami masih sempat dilayani dan di dalam tiket kami, kami berangkat jam 11.11 hingga tiba di stasiun Solo Balapan pada pukul 12.21, huuuuhhh, sungguh angka yang cantik, secantik kamu yang sedang baca tulisanku.
Hore, kereta yang kami tunggu akhirnya datang juga, tepat seperti yang tertera dalam jadwal. Sepanjang perjalanan, aku dan Eru asyik ngobrol begitu pula dengan Tia dan Khatin, sungguh perjalanan yang menyenangkan bagiku karena telah sekian lama ku tidak naik kereta dan bisa naik lagi setelah liburan semester. Sebenarnya baru beberapa bulan sih ku tak naik kereta, taosi yang namanya railfans dan pecinta kereta api aku sungguh merindukan dengan suara merdu ular besi ini.
Aku lihat teman-temanku ini juga sangat menikmati perjalanan, karena mereka-mereka ini adalah orang-orang yang memiliki keberuntungan yang sangat luar biasa ketika ku ajak bepergian karena mereka semua baru PERTAMA KALI naik yang namanya kereta api -___- yeee! Hanya daku seorang saja yang berkali-kali dan sudah sangat sering naik kereta api, namun aku berbeda dengan yang lainnya. Tiap kali aku berada di atas tubuh ular besi ini, aku merasa bahagian bro, seperti anak balita yang kegirangan naik kincir air pertama kalinya. Memang cinta itu buta! Momong soal cinta, aku tengah memperbaiki diriku agar aku dapat pujaan hati yang sholehah, semoga aku bisa dengan dia ya gas, doakan saja.
Alright, kereta yang kami naiki sudah hampir sampai Solo dan akhirnya sampai Solo juga, asyik! Hai stasiun Purwosari, kita datang untuk bertemu Solo, dan akhirnya kami sampai di Stasiun Solo Balapan, -dan seketika itu kita teringat dengan Didi Kempot yang menyanyikan Stasiun Solo Balapan,- dan petualangan kita siap untuk dimulai! Eks, jangan lupa sholat zuhur dulu di masjid stasiun. Setelah sholat usai, kita dilandai kebingungan macam serial televisi anak-anak ‘Dora The Explorer’.
“mau ke mana kita?”
“tanyakan peta, tanyakan peta?”
“let’s take a selfie fistr!”
“yuhhhuuuu”
Cerek cerek cerek
Sudah puas berfoto ria di stasiun Solo Balapan
“mau ke mana kita?”
“alun-alun yukkk”
“keraton yukkk”
“makan dulu yukkk”
“keluar dari stasiun dulu kaliiii”
Sesampainya di luar stasiun
“mas becak mas”
“mboten pak” ulangi 33 kali
Sampai akhirnya kami kelelahan dan tidak ada tempat untuk berteguh selai halte, eh ketika nyebrang jalan ada  BST (baca: Batik Solo Trans) ibaratnya kalo di Joga namanya Trans Jogja dan di Jakarta namanya Trans Jkarta. Jeng jeng jeng! Kita naik tanpa sengaja dan tanpa rencah, oh damn! Padahal Cuma niat buat ngusngsi biar tidak kepanasan, alhasil naiklah kami ke dalam bus dengan muka lelah dan polos-polos tidak jelas.
Syukurlah, ada kernet bis cantik yang menjaga bus, usianya masih lumayan muda, dan mungkin baru saja lulus kuliah, hmmmm. Kalau aku perhatikan kernet cantik BST ini mirip dengan teman kuliahku yang satu organisasi juga. Karena dari gaya dia berbicara dan logatnya berbicara bagaikan pinang dibelah dua, begitu pula dengan sopan santunnya ketika berbicara. Di dalam bus kita berempat hanya diam mematung dan berdiri tanpa gerak, tanpa patah kita, karena sebenarnya kita semua bingung, bingung!
Akhirnya aku transpirasi dengan para pegawai kernet pai yang pada awalnya mau turun di stasiun Solo Balapan berupah pikiran untuk turun di stasiun Purwosari, kemudian ku putuskan untuk turun di situ saja apabila ditanya oleh kernet cantik itu. Oke, akhirnya ditanya juga, Alhamdulillah.
“mau turun di mana kakak?”
“Man dimana yaa?  Purwosari mbak”
“Oke Purwosari turun”
“matur nuwun mbak”
Akhirnya kami turun ‘lagi’ tanpa ada tujuan yang jelas. Setelah kami pertimbangkan dan mencari berbagai sumber di internet tentang wisata di Solo, kami pikir akses menuju ke tempat tersebut lumayan sulit sehingga kami putuskan untuk pergi ke UNS saja, mengingat aku pun sangat ingin sekali pergi ke universitas tersebut karena memang begitu penasaran dan belum pernah ke sana. Akhirnya berangkatlah kami ke UNS menggunakan BST lagi ke sana.
Ternyata cukup jauh juga dari Purwosari ke UNS, dan selama dalam perjalanan aku bercanda dengan teman-temanku ini, karena selama di Joga jujur saja aku belum pernah naik Trans Jogja, eh malah datang ke Solo langsung naik Batik Solo Trans, Dow amazing! Sungguh nyaman memang naik transportasi yang satu ini, selain ramah, murah juga menjadi daya tarik masyarakat lokal untuk naik transportasi publik begitu pula dengan kami para traveller.
Yeaahhh! Sampai juga di kampus sebelas Maret ini, tapi kami makan siang dulu yaa, dan lagi-lagi di Burjo! Burjo memang sangat mendunia di kalangan mahasiswa dan kampus, sangat identik. Pejalan pun kami lanjutkan ke dalam UNS , Dow, ternyata kampus ini lumayan bagus, asri, indah dan nyaman. Lumayanlah banyak foto-foto yang kami ambil di setia sudut kampus yang kami lewati. Kami sangat puas dan kami lelah! Tapi lelah kami terbayarkan dengan adanya masjid yang sangat indah di kampus ini, desainnya modern dan nyaman sekali untuk dijadikan sebagai tempat ibadah. Bagus banget! Keren, aku bersukur bisa beribadah di sini, dan kebetulan juga aku yang menjadi imam sholat Ashar, hehehe.
Hari sudah sore, di luar perkiraan dan rencana kami untuk pulang, mundur sampai dua jam, tapi lumayanlah kami mendapatkan pengalam yang luar biasa dan tak terlupakan.
Entah mengapa, rasanya di hari itu, banyak sekali keberuntungan yang kami dapatkan mulai dari hal kecil hingga waktu pulang. Jujur saja, ketika pejalan ke stasiun lempuyangan aku lupa sama sekali jalan menuju ke sana, namun Alhamdulillah akhirnya kami sampai tujuan tanpa ketinggalan kereta api, begitu pula ketika pulang. Setelah keluar dari kampus UNS ini langsung ke halte dan syukurnya langsung ada BST yang menghampiri kami. Untungnya lagi BST yang kami naiki adalah BST terakhir yang menuju ke stasiun Purwosari tanpa melewati stasiun Solo Balapan, kebetulan kami memang tidak ke stasiun itu. Sesampainya di stasiun Purwosari, kita malah berjalan dengan santainya tanpa takut ketinggalan kereta prameks, kita juga nampak terkejut ketika melihat keberangkatan kereta pukul 17.07 sedangkan waktu itu waktu menunjukan pukul 17,05, yaa ampun. Namun untungnya kami bisa memesan tiket dan boleh membeli tiket pukul 17.06, tepat satu menit sebelum keberangkatan kereta, tapi ketika memasuki stasiun kami dihinggapi rasa cemas dengan permasalahan tiketku agak eror dan akhirnya aku bisa masuk, dan parahnya lagi waktu menunjukan 17.07 sedangkan tiket Eru eror dan dia masih belum masuk hingga kereta kahirnya datang.
Setelah Eru bisa masuk stasiun kami lega, dan langsung berlari untuk naik kereta api. Di dalam kereta kami sungguh sangat bersyukur dan bahagia sekali karena kita telat beberapa detik saja harus menunggu berjam-jam lagi di stasiun alis kita membuang waktu untuk menunggu kereta. Memanglah kesempatan dan pengalamn yang luar biasa hingga kami sampai di Jogja kembali, syukurnya juga keadaan motor yang kami titpkan tidak terjadi apapun alias aman walaupun agak berdebu tapi tak apalah.
Ketika aku tanya kepada teman-temanku mengenai pengalaman mereka ke Solo mereka sangat senang dan bersyukur bisa pergi ke sana. Aku hanya berkata, “kita senang mungkin karena kita belum pernah mengunjungi tempat tersebut dan beruntung bisa mendapatkan tiket kereta walau waktu tinggal satu menit”.
Alhamdulillah rencana kami dapat berjalan dengan lancar dan menambah pengalaman dan foto-foto tentunya.
Pelajaran yang dapat aku ambil dari Plesir ini yaitu:
#  Bukan ke mana kita pergi, tetapi dengan siapa kita pergi, karena dengan begitu kita akan menemukan keindahan dari filosofi travelling
#  Kita tidak harus terburu-buru, namun kita juga tidak harus terlalu santai, hanya saja kita tenang karena dengan ketenangan insya Allah semunya akan berjalan dengan lancar


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sangkar

Skripsi Memaksa, Terpaksa Skripsi

Left Blank